Pages - Menu

Tuesday, September 30, 2014

Sultan Agung Vs J.P Coen



SEKILAS TENTANG SULTAN AGUNG
Sultan Agung adalah raja yang membawa Mataram mecapain masa Keemasannya. Cita-cita Sultan Agung antara lain, mempersatukan Seluruh tanah Jawa, dan mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara, maka dari itu Sultan Agung sangat menentang keberadaan VOC(Vereenigde Oostindische Compagnie).
            Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia.

ALASAN SULTAN AGUNG MENYERANG BATAVIA
1.        Tindakan monopoli yang dilakukan VOC
2.      VOC sering menghalang-halangin kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang di Malaka
3.      VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram
4.      Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa

SERANGAN PERTAMA
            Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, Tumenggung Baureksa, memimpin Pasukan Mataram menyerang VOC di Batavia, dimana pada saat itu Gubernur VOC dijabat oleh J.P Coen.
Pasukan Mataram berusaha membangun pos-pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha menghalang-halangi, sehingga pertempuran sengit tidak dapat dihindarkan.Ditengah-tengah peperangan Pasukan Mataram lain berdatangan, Pasukan Mataram berusaha mengepung tetapi kekuatan VOC dengan persenjataan lebih unggul dapat memukul balik Pasukan Mataram, Tumenggung Baureksa pun gugur.Serangan pertama belum berhasil.




SERANGAN KEDUA
Tidak putus asa, Sultan Agung langsung mempersiapkan serangan kedua, belajar dari pengalaman ia meningkatkan jumlah kapal senjata, dan makanan, ia membangun lumbung beras untuk persediaan bahan makanan di Tegal dan Cirebon.
Tahun 1629, Pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Singaranu, Kiaki Dipati Juminah, Dan Dipati Purbaya.VOC mengetahui persiapan Pasukan Mataram, Sehingga di Tegal, VOC menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras.

Pantang mundur, dengan jumlah pasukan yang ada, Pasukan Mataram berhasil menguasai dan menghancurkan Benteng Hollandia, lalu Pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tapi gagal menghancurkannya, terdengar berita bahwa J.P Coen tewas dalam penyerangan itu yang terjadi pada tanggal 21 September 1629
Dengan kondisi kritis, Belanda semakin marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir Pasukan Mataram, dengan senjata yang lebih baik dan lengkap, Pasukan Mataram ditarik mundur kembali ke Mataram.
Dengan demikian serangan kedua Sultan Agung juga mengalami kegagalan.

MELEMAHNYA KEKUATAN MATARAM
Dengan kegagalan kedua penyerangan Pasukan Mataram membuat VOC semakin berambisi untuk memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah lain.Namun dibalik itu VOC tetap mengawasi gerak Pasukan Matara.
Sebagai contoh, pada waktu Sultan Agung mengirim pasukan ke Palembang untuk membantu Raja Palembang menyerang VOC, tetapi ditengah jalan langsung diserang oleh VOC.
Jiwa Sultan Agung untuk melawan dominasi asing di Nusantara, tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung, ia meninggal pada tahun 1645, Mataram pun semakin lemah dan dikendalikan oleh VOC



KUBURAN JAN PIETERSZOON COEN
Imogiri berasal dari kata Imo yang berarti mendung dan Giri yang yang berarti gunung.  Jadi Imogiri diartikan sebagai Gunung yang bermendung atau Gunung yang sejuk.
Konon jenazah Gubernur Jenderal VOC yang pertama, Jan Pieterszoon Coen juga dimakamkan di Imogiri sebagai kesed alias alas pembersih kaki. Ada yang berpendapat bahwa makam J.P. Coen itu di Imogiri disebut sebagai makam Indranata,
Badannya dibagi tiga. Kaki dan tangan ditanam di dekat anak-tangga-teratas, dekat pohon-pohon, kurang terawat, tubuhnya (gembung, dada, dan perut) ditanam di tengah anak-tangga-terbawah dari Gapura Supiturang, dan kepalanga ditanam di alas Gapura Situpirang itu.

5 comments: